Senin, 06 September 2021

Sometimes

Sometimes I hate being my self even though there’s so much love in my life

Sometimes I feel so lonely in the crowd

Sometimes I cry when everybody’s happy


Sometimes I’m happy but keep playing sad songs


Sometimes I hate someone but keep saying that we are friend’s


Sometimes I hurt someone but saying that “I’m just broken”


At the end, I’m the only one person who break my self into a thousand pieces. Cause I’m that Villain in a whole of my story.

Selasa, 16 Maret 2021

POSITIF

    Wah.. sudah berdebu rasanya blogku ini :D harap maklum, sedang beradaptasi dengan aktivitas baru.

    Sudah 2021 aja nih, bulan ketiga lagi. Time flies!

    Sudah kusangka pandemi akan berlangsung lama. Setahun lamanya covid19 ini melekat di dunia ini. Apakah kamu sudah terbiasa dengan kehidupan new normal ini? Minimnya sosialiasi offline karena sebagian besar aktivitas dilakukan secara online. Ataukah mungkin kamu sudah penat dan lelah? Dengan intensitas menatap layar yang lebih tinggi dari biasanya, yang pasti membuat kamu ingin selalu mencari udara segar supaya pikiran kembali tenang? Sayangnya, mencari udara segar di luar sana pun belum cukup untuk menjamin ketenganan pikiran kita, juga kesehatan. “Hati-hati covid masih ada.” “jangan lupa 5Mnya yaa.”

    Kamu merasa tidak bebas kan? Kamu harus menjaga semuanya. Menjaga kesehatan diri sendiri, juga kesehatan orang-orang di sekitar kamu. Mau keluar kota saja, kamu harus memiliki surat sehat ini dan itu.

    Terlepas dari kesedihan atas semua hiruk-pikuk kehidupan selama pandemi yang tak kunjung usai ini, aku juga amat sangat mengucap syukur. Bagaimana tidak? Banyak orang yang berjuang susah payah menghadapi dampak-dampak dari pandemi ini, tetapi rasanya hidupku selalu dipermudah oleh-Nya. Dari hal kuliah hingga pekerjaan. Di masa awal-awal pandemi, alhamdulillah aku sudah lulus S1, padahal ada 1 syarat yang belum terpenuhi. Berkat pandemi itu lah akhirnya syarat itu dimaklumi. Walaupun wisudanya harus online dan terasa sangat sepi, tapi aku tetap berusaha untuk mengambil hikmahnya dengan senang hati. Ya gak sih? Budget yang sudah dipersiapkan untuk perayaan wisuda jadi bisa ditabung! Hahaha xD




    Aku belum sempat menganggur selepas lulus karena masih melanjutkan part time job yang sudah kujalani sejak kuliah. Tadinya terasa sedih sih, karena pengen banget punya “me time” tanpa pikiran ini dan itu. Tapi lama-lama alhamdulillah, ini nikmat yang tak terhingga ternyata. Banyak orang-orang di luar sana yang putus asa karena kehilangan pekerjaannya atau para Fresh Graduates yang tak kunjung mendapatkan pekerjaan. Aku justru bisa mendapatkan pekerjaan dengan sistem Work Form Home, at least, aku tetap ada penghasilan sendiri. Terlepas dari beban pekerjaan yang memang berat, aku tetap kuat dan bersyukur. Karena pada dasarnya semua pekerjaan itu butuh perjuangan. InsyaaAllah berkah, pekerjaan yang aku dapat juga tidak membuatku meninggalkan kewajiban ibadahku. Alhamdulillah, luar biasa.

    Ada yang nungguin gak bagian positif pada judul ada dimana? Hahaha GAK ADA yang ada malah pada gelay. Oke skip skip hahaha

    Ngomongin soal positif, kemungkinan saya adalah mantan pasien positif covid19 xD. Di penghujung tahun 2020, bulan Desember, aku harus pindahan ke kontrakan baru. Banyak sekali yang harus diurus kalau pindahan, ya kan? Waktu itu aku sering banget berpergian untuk mempersiapkannya, bahkan dari kota satu ke kota lainnya. Ditambah dengan beres-beres rumah baru. Selain ngurusin rumah sendiri, sebagai penghuni baru di sebuah perumahan, tidak lupa juga say hi ke tetangga-tetangga dong.

    Waktu itu, aku dan temanku membeli beberapa nasi box sebagai tanda syukuran dan salam kenal untuk beberapa tetangga. Tapi saat itu pekerjaan juga masih banyak sekali sehingga kami tidak memiliki banyak waktu untuk membagikan semua nasi box di jam yang tepat. Saat sudah agak luang, kami langsung teburu-buru pergi ke rumah-rumah tetangga. Beberapa dari mereka tidak ada di rumah, sehingga kami harus menunggu mereka pulang sambil melanjutkan beberapa pekerjaan. Tapi hingga malam hari, ternyata mereka tidak pulang. Nasi box yang sudah kami pesan pun sisa cukup banyak. Saat itu sudah sekitar pukul 21.00 WIB. Pekerjaan kamipun baru selesai. Akhirnya kami memutuskan untuk keluar rumah untuk membagikan beberapa nasi box yang sisa itu ke jalanan. Sekitar jam 22.00 WIB akhirnya kami sampai rumah. Rasanya lelah sekali.

    Sejak hari itu pekerjaanpun kian menumpuk dan padat jadwal. Aku pun tumbang, badan terasa demam. Pokoknya ga enak deh. Awalnya aku sangka aku hanya kelelahan karena aktivitas yang cukup melelahkan. Tapi demam itu gak kunjung turun, hingga akhirnya aku anosmia 😊 hmm hmm

    Saat pertama kali anosmia, aku merasa itu efek dari penyakit telingaku yang saat itu sedang kambuh juga. Sejak bulan Februari 2020, telingaku sering kali tersumbat jadi pendengaranku memang terganggu. Sehingga saat anosmia aku wajarkan saja karena telinga-hidung-tenggorokan kan satu paket yaa hehe. Tapi hari kedua anosmia, aku merasa gak nyaman. Aku suka hal-hal yang wangi tapi aku gak bisa nyium apapun. Perasaanku sangat gak karang karuan tuh, karena pertama kalinya indra penciumanku gak berfungsi. Pada akhirnya aku merasaaa.. wah covid nih.

    Syukurnya, tanteku adalah perawat yang tidak jarang juga diperbantukan untuk menangangi pasien covid. Saat hari kedua aku anosmia, aku langsung konsultasi ke tanteku itu. Akhirnya aku diminta untuk rapid test. Tereeeeng! Hasinya Non-Reactive. Aku tenang deh sebentar.. sambil minta-minta bantu doa ke orang-orang waktu itu hehe. Lanjut deh periksain telinga, dan konsultasi juga ke dokter tht itu kenapa aku anosmia tapi non reactive. Dokternya kaget dan gak percaya 😊 jadi aku dikasih pilihan untuk swab test atau isoman 14 hari. Tenang tenang, waktu aku ke rumah sakit tetap mematuhi protokol kesehatan, menjaga jarak, dan gak menyentuh apapun dan siapapun. Karena aku udah merasa sebagai tersangka :D

    Setelah itu, aku memutuskan untuk isoman 14 hari saja. Tanpa swab test. Karena kalau anosmia, udah jelas gak siiih hahaha.

    Apakah anda sudah mengalami rasanya isoman? Ah, mantaaaab

    Rasanya ituuuu “alone and lonely”. Oiya saat itu aku isoman di kontrakan, karena kalau pulang, aku takut membahayakan keluargaku di rumah. Walaupun isoman di kontrakan, aku tetap dikontrol oleh tanteku. Disupply juga segala makanan, obat-obatan, vitamin, oximeter, dan gopay. Eeaaa



    Aku harus rutin cek kadar o2 dalam tubuhku, alhamdulillah selalu aman! Selalu dikisaran 95-98. Rasanya sedih? Pasti dong, nangis iya juga doong. Karena walaupun banyak sekali orang-orang yang nyuruh kamu semangat. Yaaa, kamu tetap merasakan itu sendiri! Kalau lagi bener-bener sedih, bawaannya pengen minta maaf ke semua orang, takutnya waktuku gak banyak lagi. Tapi alhamdulillah, belum 14 hari indra penciumanku sudah kembali, berkat bantuan doa dari orang-orang dan minyak kayu putih di tisu yang selalu aku sumpel ke hidung sebelum tidur :D

    Setelah 14 hari, akhirnya aku pulang ke rumah. Tapi tetep jaga jarak karna aku masih takut. Selama di rumah semua barang tetep terpisah. Tapi rasanya udah lebih aman karena udah bersama keluarga. Sampai akhirnya aku bener-bener udah kembali seperti biasa. EITS, TAPI TERNYATA GAK BISA XD

    Ini udah 2 bulan sejak aku anosmia, tapi penciumanku gak balik total. Aku tanya ke temenku yang kena juga, ternyata emang gak bisa balik sepenuhnya 😊 beberapa bau itu terasa gak enak dan sama😊 sabun, shampoo, bedak dari beberapa merk baunya sama dan aku gak suka itu. Yaaah gapapa deh yang penting udah bisa nyium lagi. Alhamdulillah sekarang sudah sehat dan keluarga juga sehat semuaaa.. alhamdulillah luar biasa pokoknya.

    Wah, gak kerasa ternyata udah 1000 kata guys, ini kalau skripsian udah seneng banget dapet 1000 kataaa hahaha. Yaudah deh aku gak mau nyaingin skripsi, sekian dulu sepenggal kisah dari saya.

    See you!

 

 

Jumat, 21 Agustus 2020