Wah.. sudah berdebu rasanya blogku ini
:D harap maklum, sedang beradaptasi dengan aktivitas baru.
Sudah 2021 aja nih, bulan ketiga lagi. Time
flies!
Sudah kusangka pandemi akan berlangsung
lama. Setahun lamanya covid19 ini melekat di dunia ini. Apakah kamu sudah
terbiasa dengan kehidupan new normal ini? Minimnya sosialiasi offline karena sebagian besar aktivitas dilakukan secara online. Ataukah mungkin
kamu sudah penat dan lelah? Dengan intensitas menatap layar yang lebih tinggi
dari biasanya, yang pasti membuat kamu ingin selalu mencari udara segar supaya
pikiran kembali tenang? Sayangnya, mencari udara segar di luar sana pun belum
cukup untuk menjamin ketenganan pikiran kita, juga kesehatan. “Hati-hati covid
masih ada.” “jangan lupa 5Mnya yaa.”
Kamu merasa tidak bebas kan? Kamu harus
menjaga semuanya. Menjaga kesehatan diri sendiri, juga kesehatan orang-orang di
sekitar kamu. Mau keluar kota saja, kamu harus memiliki surat sehat ini dan
itu.
Terlepas dari kesedihan atas semua hiruk-pikuk
kehidupan selama pandemi yang tak kunjung usai ini, aku juga amat sangat
mengucap syukur. Bagaimana tidak? Banyak orang yang berjuang susah payah
menghadapi dampak-dampak dari pandemi ini, tetapi rasanya hidupku selalu dipermudah
oleh-Nya. Dari hal kuliah hingga pekerjaan. Di masa awal-awal pandemi,
alhamdulillah aku sudah lulus S1, padahal ada 1 syarat yang belum terpenuhi. Berkat
pandemi itu lah akhirnya syarat itu dimaklumi. Walaupun wisudanya harus online dan terasa sangat sepi,
tapi aku tetap berusaha untuk mengambil hikmahnya dengan senang hati. Ya gak sih? Budget yang
sudah dipersiapkan untuk perayaan wisuda jadi bisa ditabung! Hahaha xD
Aku belum sempat menganggur selepas
lulus karena masih melanjutkan part time job yang sudah kujalani sejak kuliah. Tadinya terasa sedih
sih, karena pengen banget punya “me time” tanpa pikiran ini dan itu. Tapi
lama-lama alhamdulillah, ini nikmat yang tak terhingga ternyata. Banyak orang-orang
di luar sana yang putus asa karena kehilangan pekerjaannya atau para Fresh
Graduates yang tak kunjung mendapatkan pekerjaan. Aku justru bisa
mendapatkan pekerjaan dengan sistem Work Form Home, at least, aku
tetap ada penghasilan sendiri. Terlepas dari beban pekerjaan yang memang berat,
aku tetap kuat dan bersyukur. Karena pada dasarnya semua pekerjaan itu butuh perjuangan.
InsyaaAllah berkah, pekerjaan yang aku dapat juga tidak membuatku meninggalkan
kewajiban ibadahku. Alhamdulillah, luar biasa.
Ada yang nungguin gak bagian
positif pada judul ada dimana? Hahaha GAK ADA yang ada malah pada gelay. Oke skip
skip hahaha
Ngomongin soal positif, kemungkinan saya
adalah mantan pasien positif covid19 xD. Di penghujung tahun 2020, bulan Desember, aku
harus pindahan ke kontrakan baru. Banyak sekali yang harus diurus kalau pindahan,
ya kan? Waktu itu aku sering banget berpergian untuk mempersiapkannya, bahkan dari kota satu ke kota lainnya. Ditambah
dengan beres-beres rumah baru. Selain ngurusin rumah sendiri, sebagai penghuni
baru di sebuah perumahan, tidak lupa juga say hi ke tetangga-tetangga dong.
Waktu itu, aku dan temanku membeli
beberapa nasi box sebagai tanda syukuran dan salam kenal untuk beberapa
tetangga. Tapi saat itu pekerjaan juga masih banyak sekali sehingga kami tidak
memiliki banyak waktu untuk membagikan semua nasi box di jam yang tepat. Saat sudah agak luang, kami langsung teburu-buru pergi ke rumah-rumah tetangga. Beberapa dari mereka tidak ada di rumah, sehingga kami harus menunggu mereka pulang sambil melanjutkan beberapa pekerjaan. Tapi hingga
malam hari, ternyata mereka tidak pulang. Nasi box yang sudah kami pesan
pun sisa cukup banyak. Saat itu sudah sekitar pukul 21.00 WIB. Pekerjaan kamipun
baru selesai. Akhirnya kami memutuskan untuk keluar rumah untuk membagikan
beberapa nasi box yang sisa itu ke jalanan. Sekitar jam 22.00 WIB akhirnya kami sampai
rumah. Rasanya lelah sekali.
Sejak hari itu pekerjaanpun kian
menumpuk dan padat jadwal. Aku pun tumbang, badan terasa demam. Pokoknya ga
enak deh. Awalnya aku sangka aku hanya kelelahan karena aktivitas yang cukup
melelahkan. Tapi demam itu gak kunjung turun, hingga akhirnya aku anosmia 😊 hmm hmm
Saat pertama kali anosmia, aku merasa
itu efek dari penyakit telingaku yang saat itu sedang kambuh juga. Sejak bulan
Februari 2020, telingaku sering kali tersumbat jadi pendengaranku memang
terganggu. Sehingga saat anosmia aku wajarkan saja karena
telinga-hidung-tenggorokan kan satu paket yaa hehe. Tapi hari kedua anosmia, aku
merasa gak nyaman. Aku suka hal-hal yang wangi tapi aku gak bisa nyium apapun. Perasaanku
sangat gak karang karuan tuh, karena pertama kalinya indra penciumanku gak
berfungsi. Pada akhirnya aku merasaaa.. wah covid nih.
Syukurnya, tanteku adalah perawat yang tidak
jarang juga diperbantukan untuk menangangi pasien covid. Saat hari kedua aku
anosmia, aku langsung konsultasi ke tanteku itu. Akhirnya aku diminta untuk rapid
test. Tereeeeng! Hasinya Non-Reactive. Aku tenang deh sebentar.. sambil minta-minta
bantu doa ke orang-orang waktu itu hehe. Lanjut deh periksain telinga, dan
konsultasi juga ke dokter tht itu kenapa aku anosmia tapi non reactive. Dokternya
kaget dan gak percaya 😊 jadi aku dikasih pilihan untuk swab test
atau isoman 14 hari. Tenang tenang, waktu aku ke rumah sakit tetap mematuhi protokol
kesehatan, menjaga jarak, dan gak menyentuh apapun dan siapapun. Karena aku udah merasa
sebagai tersangka :D
Setelah itu, aku memutuskan untuk isoman
14 hari saja. Tanpa swab test. Karena kalau anosmia, udah jelas gak siiih hahaha.
Apakah anda sudah mengalami rasanya
isoman? Ah, mantaaaab
Rasanya ituuuu “alone and lonely”. Oiya
saat itu aku isoman di kontrakan, karena kalau pulang, aku takut membahayakan
keluargaku di rumah. Walaupun isoman di kontrakan, aku tetap dikontrol oleh
tanteku. Disupply juga segala makanan, obat-obatan, vitamin, oximeter, dan gopay.
Eeaaa
Aku harus rutin cek kadar o2 dalam
tubuhku, alhamdulillah selalu aman! Selalu dikisaran 95-98. Rasanya sedih? Pasti
dong, nangis iya juga doong. Karena walaupun banyak sekali orang-orang yang
nyuruh kamu semangat. Yaaa, kamu tetap merasakan itu sendiri! Kalau lagi
bener-bener sedih, bawaannya pengen minta maaf ke semua orang, takutnya waktuku
gak banyak lagi. Tapi alhamdulillah, belum 14 hari indra penciumanku sudah kembali,
berkat bantuan doa dari orang-orang dan minyak kayu putih di tisu yang selalu
aku sumpel ke hidung sebelum tidur :D
Setelah 14 hari, akhirnya aku pulang ke
rumah. Tapi tetep jaga jarak karna aku masih takut. Selama di rumah semua
barang tetep terpisah. Tapi rasanya udah lebih aman karena
udah bersama keluarga. Sampai akhirnya aku bener-bener udah kembali seperti
biasa. EITS, TAPI TERNYATA GAK BISA XD
Ini udah 2 bulan sejak aku anosmia, tapi
penciumanku gak balik total. Aku tanya ke temenku yang kena juga, ternyata
emang gak bisa balik sepenuhnya 😊 beberapa bau itu terasa gak enak dan
sama😊 sabun, shampoo, bedak dari beberapa
merk baunya sama dan aku gak suka itu. Yaaah gapapa deh yang penting udah bisa
nyium lagi. Alhamdulillah sekarang sudah sehat dan keluarga juga sehat
semuaaa.. alhamdulillah luar biasa pokoknya.
Wah, gak kerasa ternyata udah 1000 kata
guys, ini kalau skripsian udah seneng banget dapet 1000 kataaa hahaha. Yaudah deh
aku gak mau nyaingin skripsi, sekian dulu sepenggal kisah dari saya.
See you!